FAKTOR ekonomi keluarga menjadi salah satu penyebab banyaknya gadis desa memilih jadi TKW (Tenaga Kerja Wanita) di luar negeri. Bayangan mendapatkan uang dalam jumlah besar dari negeri orang membuat mereka berlomba menjadi TKW.
Meski sudah sering diberitakan sejumlah media tentang perlakuan para majikan di luar negeri dan sindikat penjual wanita tetapi tidak bisa merubah niat gadis-gadis belia itu untuk berangkat memburu dolar ke luar negeri.
Iming-iming mendapatkan gaji besar terus melintas di depan mata sehingga apapun kata orang bahwa kerja di luar negeri sangat besar resikonya tidak membuat mereka menyerah.
Besarnya minat wanita desa untuk menjadi TKW karena faktor kemiskinan ini dimamfaatkan para makelar TKW dan sindikat penjual wanita. Mereka bisa mengaruk keuntungan miliaran rupiah dengan memamfaatkan kesempatan untuk mengirim para gadis desa yang lugu-lugu itu luar negeri.
Samacha alias Maya (44), Rita (41), Ahmad Subowo (26) dan Hendra Sugilar (28) termasuk orang yang pitar memamfaatkan situasi atas tingginya minat para gadis desa jadi TKW. Mereka masing-masing membentu perusahaan yang bergerak dibidang pengiriman tenaga kerja ke luar negeri sebagai langkah awal untuk menggali keuntungan.
Bermodal perusahaan itu mereka mulai merekrut para calon pemburu dolar ke luar negeri khususnya kaum hawa. Meski harus mengeluarkan uang jutaan rupiah buat perusahaan untuk bisa diberangkatkan ke luar negeri tidak pernah mempermasalahkan.
Mereka rela menjual harta warisan orang tuanya di kampung dan ternak peliharaan yang penting bisa berangkat. Gaji besar sudah menunggu di depan, nanti kebun dan ternak yang telah dijual akan dikembalikan dua kali lipat. Apalagi pemilik perusahaan menjamin mereka yang diberangkatkan ke luar negeri pasti akan mendapatkan pekerjaan dengan bayaran besar.
Angin segar yang dihembuskan pihak perusahaan perekrut tenaga kerja membuat para gadis desa semakin tidak betah di tanah air untuk segera terbang ke luar negeri. Apa yang dijanjikan Maya dan Rita memang dipenuhi.
Semua calon TKW yang mereka rekrut diberangkatkan diantaranya ke Malaysia, Abudaghi, Dubai, Yordania, Turki dan Syria. Sejak November 2006 sampai Juli 2007 Maya telah mengirim 1103 TKW kenegara itu. Begitu juga Rita telah memberangkatkan ratusan gadis desa ke luar negeri.
Anehnya mereka berangkat menggunakan identitas palsu. Paspornya asli, tapi identitas para TKW palsu, kata Direktur Serse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Pol Sigit Sudarmanto minggu pekan lalu di Polda Metro Jaya.
Maya, Rita, Subowo dan Hendra kini mendekam di dalam tahanan Polda Metro Jaya karena dicurigai melakukan pengiriman tenaga kerja ke luar negeri menggunakan identitas palsu. Bahkan keempat tersangka diduga sengaja menggunakan identitas palsu para TKW untuk menghilangkan jejak sehingga pihak keluarga tidak tahu harus mencari kemana putrinya yang berangkat menjadi TKW.
Sebab, jika ada orang tua TKW yang datang ke kantor para tersangka untuk mengecek keberadaan putrinya tidak ada data sesuai nama yang dimiliki orang tua para TKW. Dikatakan Sigit berat dugaan para TKW yang dikirim ke beberapa negara telah dijual para tersangka untuk dijadikan budak sek. Berat dugaan mereka dijual ke tempat pelacuran. Ini masih kita usut dan Polda Metro Jaya telah meminta bantuan Interpol, tegas Sigit.
Disebutkan ribuan gadis desa yang dikirim menjadi TKW oleh para tersangka hingga kini tidak diketahui keberadaan dan nasibnya di negara orang. Dari pengakuan tersangka rata-rata para TKW itu dijual dengan harga Rp 10 juta perorang.
Para terangka berhasil menggaruk keuntungan miliaran rupiah dari hasil menjual TKW kebeberapa negara. Mereka diduga memiliki jaringan sindikat penjualan wanita dibeberapa negara yang dituju.(cr7)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar